Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)

Kamis, 12 April 2012

Kabar Pendidikan

Habibie: Wajar, Ilmuwan Belum Mau Pulang ke Indonesia

Dalam kuliah umumnya di kota Aachen, Jerman, Sabtu (30/7), Habibie mengatakan, pada saat ia tinggal di Eropa, isunya sama: brain drain. Tapi, lanjut Habibie, kita realistis saja. Bagaimana orang pintar mau pulang ke Indonesia kalau tidak ada lapangan pekerjaan di Indonesia.
Habibie berbicara banyak soal IPTEK, ekonomi, brain drain, dan kenangan masa mudanya di kota teknik Jerman, Aachen. Antusiasme masyarakat (intelektual) Indonesia memang terlihat di acara ini. Sekitar 470 mahasiswa di daratan Eropa menyempatkan diri datang ke Aachen.
Dengan wajah segar, antusias dan penuh senyum. Ia memulai dua sesi kuliah umum dengan menceritakan pengalamannya berkuliah di Aachen pada tahun 1950-an. Ketika panitia mengisyaratkan bahwa waktu kuliah telah habis, kakek yang pandai melucu ini mengakui kekurangannya. “Kekurangan saya adalah, kalau sudah ngomong susah berhenti.”
Seorang mahasiswi sempat mempertanyakan kondisi pendidikan di Indonesia. Bagaimana mungkin kualitas sumber daya manusia Indonesia bisa ditingkatkan jika sekolah pun belum terjamin untuk semua anak Indonesia. Lalu, Habibie menanggapinya dengan ringan.
Habibie mengatakan, Indonesia kan punya banyak sekali sumber daya alam. Harusnya SDA itu yang dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemajuan otak manusianya. “Ya, jangan pesimis, dong. Nggak maju-maju kalau kita pesimis terus. Saya yakin Indonesia bisa. Soal kemampuan sih, nggak usah dipertanyakan lagi.”
Adanya anggapan brain drain bagi mereka yang masih tinggal di luar negeri, Habibie tak mencemaskan hal tersebut. “Bohong itu kalau ada yang bilang, orang Indonesia yang di luar negeri are lost people yang nggak punya nasionalisme,” ujar Habibie.
Menurut Habibie, pilihan yang realisitis untuk (sementara) bertahan di luar negeri adalah wajar. Apalagi untuk para ilmuwan, kondisi dalam negeri tidak mendukung mereka melakukan riset atau mengembangkan keahlian.
Tapi, Habibie yakin, jika ada kesempatan, mereka akan kembali dan berbakti kepada tanah airnya. “Tak ada orang Indonesia yang tidak ingin berbakti pada tanah air,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar